ScOrP's wOrLd

coollogo_com_23536007.gif

Luka dijari terkena belati
Belati Jawa buatan lama
Sukar dicari sahabat sejati
Sanggup ketawa menangis bersama.

Rindu dendam keluh kesah
Seolah sembilu menusuk kalbu

Rinduku dalam hatiku resah
Terasa pilu tidak bertemu.

Walau bunga kembang setaman
Bunga mawar masih dipuja
Walau ramai menjadi teman
Dalam hatiku dinda sahaja

Pak Kaduk menghisap candu
Peluh keringat jari kematu
Di mana duduk di situ merindu
Hanya teringat cinta yang satu

Hujan basah habis basah
Sejuk mengeletar tidak mengapa
Sudah lama kita berpisah
Baru kini kita berjumpa

Pergi kehutan mengutip pegaga
Pegaga tumbuh di dalam paya
Hendak lari mulut naga
Termasuk pula kemulut buaya

Fitnah itu tiada ampunnya
Kerana dosa sesama manusia
Mulut celupar mudah luahnya
Janganlah dibuat kerja sia-sia

Ayam didik disambar helang
dari sumur sampai kekali
Tinggal cik adik abang pulang
Panjang umur jumpa kembali

Sayang-sayang mabuk kepayang
Bunga ditangan disunting kumbang
Belum dapat abang sayang
Sudah dapat abang terbang

Di sana padi di sini padi
Padi huma dari seberang
Di
sana
budi di sini budi
Barulah nama disebut orang

Hari ini merendang jagung
Hari esok merendang serai
Hari ini kita berkampung
Hari esok kita bercerai

Asal kapas menjadi benang
Dari benang mejadi kain
Barang lepas jangan dikenang
Sudah menjadi hak orang lain

Alang-alang menjeruk asam
Biar lebih jangan kurang
Alang-alang menyeluk pekasam
Biar sampai ke pangkal lengan

Apa guna pasang pelita
Jika tidak dengan sumbunya
Apa guna bermain mata
Kalau tidak dengan sungguhnya

Pinggan tak retak
Nasi tak dingin
Engkau tak hendak
Kami tak ingin

Nasi lemak buah bidara
Sayang selasih saya turutkan
Buang emak buang saudara
Kerana kasih saya turutkan

Anak buaya terenang-renang
Anak kunci dalam perahu
Hanya saya terkenang-kenang
Orang benci saya tak tahu

Anak beruk di tepi pantai
pandai melompat pandai berlari
biar buruk kain di pakai
asal hidup pandai berbudi

Bunga cina di atas batu
jatuh daunya ke dalam ruang
Adat manusia memang begitu
sebab emas budi terbuang

Bintang tujuh sinar berseri
bulan purnama datang menerpa
Ajaran guru hendak dicari
mana yang dapat janganlah lupa

Berbaju batik bujang kelana
duduk bermadah di tilam pandak
Usah dipetik si bunga sena
warnanya indah berbau tidak

Perah santan berenjis pandan
campur sedikit dengan warna
Sebab jantan berambut pondan
senang menyelit di celah betina

Kapal layar dipukul arus
terus belayar ikut pedoman
Pantun melayu hidup terus
tidak kalah dilambung zaman

Jika dilurut padi masak
jatuh ke tanah berderai-derai
Kalau takut dilambung ombak
jangan berumah di tepi pantai

Buah berangan dalam kota
direndang orang tengah hari
Jangan tuan kata mengata
takut menimpa hidung sediri

Menulis surat di dalam gelap
hurufnya salah banyak tak kena
Jagalah diri jangan silap
jikalau silap dapat bencana

Duduk berehat di pinggir kali
mengingati kekasih yang telah pergi
Bukan ku bimbang kekasih kembali
takut luka berdarah kembali

Duka pilu silih berganti
bila lara sayu mendesak
Masa depanku masih tak pasti
hanya berhiba menatap resah