Luka
dijari terkena belati Belati Jawa buatan lama Sukar dicari sahabat sejati Sanggup ketawa menangis bersama.
Rindu dendam keluh kesah Seolah sembilu menusuk kalbu Rinduku
dalam hatiku resah Terasa pilu tidak bertemu.
Walau bunga kembang setaman Bunga mawar masih dipuja
Walau ramai menjadi teman Dalam hatiku dinda sahaja
Pak Kaduk
menghisap candu Peluh
keringat jari kematu Di mana duduk di situ merindu Hanya teringat cinta yang satu
Hujan basah habis basah Sejuk mengeletar tidak mengapa
Sudah lama kita berpisah Baru kini kita berjumpa
Pergi kehutan
mengutip pegaga Pegaga
tumbuh di dalam paya Hendak lari mulut naga Termasuk pula kemulut buaya
Fitnah itu tiada ampunnya Kerana dosa sesama manusia
Mulut celupar mudah luahnya Janganlah dibuat kerja sia-sia
Ayam didik
disambar helang dari
sumur sampai kekali Tinggal cik adik abang pulang Panjang umur jumpa kembali
Sayang-sayang mabuk kepayang Bunga ditangan disunting
kumbang Belum dapat abang sayang Sudah dapat abang terbang
Di sana padi di sini padi Padi huma dari seberang Di sana budi di
sini budi Barulah nama disebut orang
Hari ini merendang jagung Hari esok merendang serai Hari ini kita berkampung
Hari esok kita bercerai
Asal
kapas menjadi benang Dari benang mejadi kain Barang lepas jangan dikenang Sudah menjadi hak orang lain
Alang-alang
menjeruk asam Biar lebih jangan kurang Alang-alang menyeluk pekasam Biar sampai ke pangkal lengan
Apa guna pasang pelita Jika tidak dengan sumbunya Apa guna bermain mata Kalau
tidak dengan sungguhnya
Pinggan tak retak
Nasi tak dingin Engkau tak hendak Kami tak ingin
Nasi
lemak buah bidara Sayang selasih saya turutkan Buang emak buang saudara Kerana kasih saya turutkan
Anak buaya terenang-renang Anak kunci dalam perahu Hanya saya terkenang-kenang Orang benci saya
tak tahu
Anak beruk di tepi pantai pandai
melompat pandai berlari biar buruk kain di pakai asal hidup pandai berbudi
Bunga cina di atas batu jatuh daunya ke
dalam ruang Adat manusia memang begitu sebab emas budi terbuang
Bintang tujuh sinar berseri bulan
purnama datang menerpa Ajaran guru hendak dicari mana yang dapat janganlah lupa
Berbaju batik bujang kelana duduk bermadah
di tilam pandak Usah dipetik si bunga sena warnanya indah berbau tidak
Perah santan berenjis pandan campur
sedikit dengan warna Sebab jantan berambut pondan senang menyelit di celah betina
Kapal layar dipukul arus terus belayar ikut
pedoman Pantun melayu hidup terus tidak kalah dilambung zaman
Jika dilurut padi masak jatuh
ke tanah berderai-derai Kalau takut dilambung ombak jangan berumah di tepi pantai
Buah berangan dalam kota direndang orang
tengah hari Jangan tuan kata mengata takut menimpa hidung sediri
Menulis surat di dalam gelap hurufnya
salah banyak tak kena Jagalah diri jangan silap jikalau silap dapat bencana
Duduk berehat di pinggir kali mengingati
kekasih yang telah pergi Bukan ku bimbang kekasih kembali takut luka berdarah kembali
Duka pilu silih berganti bila
lara sayu mendesak Masa depanku masih tak pasti hanya berhiba menatap resah
|